By: Adi Angga Sukmana, Peneriman Beasiswa Ekspad Dompet Dhuafa-STEI
SEBI
A.
THE GREAT LEADER ADALAH PEMIMPIN YANG MAMPU MENGKADER
PENERUSNYA
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan yang mendapatkan
amanah dari Allah SWT untuk menyampaikan berbagai pesan-Nya kepada manusia.
Bagaimana caranya menjadi pedagang yang selalu beruntung. Bagaimana caranya
menjadi orang tua. Bagaimana caranya menjadi seorang anak. Bagaimana menjadi
seorang isteri, menjadi seorang suami. Bagaimana caranya bersosialisasi dengan
orang lain. Intinya Beliau menyampaikan pesan Tuhan kepada manusia
bagaimana caranya menjadi manusia.
Beliau juga diakui dunia bukan hanya dari kalangan Islam,
sebagai pemimpin yang sukses dan paling berpengaruh dalam catatan sejarah
seperti yang ditulis oleh Michael Hart dalam bukunya 100 Tokoh
Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.
Tahap awal yang dilakukan Nabi Muhammad diutus sebagai
Rasulullah adalah melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh
gerakan. Rasulullah mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari
istrinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya
Abu Bakar As Shiddiq, lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling
mendatangi rumah-rumah mereka untuk menyeru kebenaran Islam.
Rasulullah menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar
al-Arqam) sebagai markas kelompok dakwah dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di
rumah Arqam itulah Rasulullah SAW mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam
kepada mereka, melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan
hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh
akan semua perindah Allah yang diahyukan kepadanya. Rasul tetap
merahasiakan aktivitas dakwahnya, dan terus melakukan upaya-upaya pengkaderan
dan pembinaan hingga turun firman Allah surat Al-Hijr ayat 94 tentang perintah
Allah kapada Nabi Muhammad untuk dakwah secara terang-terangan.
Rasulullah saw. wafat dalam keadaan umat dan negara Islam
yang baru sangat kuat dan siap untuk memikul beban risalah menyebarkan Islam ke
seluruh dunia sebagai wujud risalah yang rahmatan lil ‘alamin. Para sahabat
hasil binaan Rasulullah, para kader-kader unggulan yang siap untuk menaklukkan
dunia. Sejarah pun membuktikan bahwa berbagai penaklukan Islam yang meliputi
hampir 2/3 wilayah dunia, dan itu terjadi di masa sahabat Rasulullah SAW.
B.
AKSELERASI KEDEWASAAN DENGAN MENTORING KEISLAMAN
Mentoring merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah
(pembinaan islami) yang di dalamnya ada proses berbagi, baik itu berbagi
pengetahuan, berbagi saran, waktu bersama, berbagi ide, dan orientasinya adalah
pembentukan karakter dan kepribadian islami peserta mentoring.
Saya pun memiliki kelompok mentoring sendiri
bersama 11 orang kawan-kawan saya di STEI SEBI (kak Baehaqi, Rizki, Khoer,
Apip, Medi, Sugianto, Zulfikri, Alfis, Fajar, Alex, dan saya sendiri). Pada berbagai
kesempatan klompok mentoring saya di tiap pekannya membahas terkait pemahaman keislaman,
diluar itu kita juga sering membahas isu-isu ekonomi dan politik kekinian untuk
mengasah pemahaman dan kepekaan social kita. Maka ini yang menjadi acuan dan
penyamangat dalam menjalankan segala aktivitas, dan bagi para anggota akan
selalu rindu untuk bertatap muka kembali dan juga untuk tetap melanjutkan
mentoring hingga lulus kuliah bahkan hingga menikah dan berada di liang lahat.
Karena bagi orang yang tidak punya klompok mentoring, maka tidak ada forum
lingkaran yang akan terus memantau dan menasihari jika kita melakukan
kesalahan.
Mentoring adalah kegiatan pendidikan dan pembinaan agama
Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap
pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok biasanya terdiri atas 10 orang, dengan dibimbing
oleh seorang pembina. Pembina sebuah kelompok mentoring disebut mentor,
sedangkan peserta mentoring disebut mentee. Di dalam mentoring disampaikan
pemahaman dasar tentang islam, pemaknaan kehidupan, sampai tugas-tugas kuliah.
Pokoknya semua jenis pembahasan bias dituangkan dan diangkat disisni.
Dan disini lah akselerasi kedewasaan ini dibangun, mulai
dari kedewasaan berislam, kedewasaan pengetahuan, dan kedewasaan psikologis.
1.
Kedewasaan Ber Islam
“Hati-hati ikut
pengajian ini, nanti kamu jadi teroris, ekstrimis, fundamentalis…”. Fanatisme berlebihan seperti itu terjadi karena
dogmatis yang tanpa ada diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita
diberikan kesempatan untuk bertanya seluas dan sedalam mungkin, dan itu
diperbolehkan. Malaikat saja mempertanyakan kepemimpinan manusia di bumi, dan
itu tidak dipersalahkan oleh Allah SWT. Jika kita mau untuk berpikir lebih
jauh, tuduhan-tuduhan subversif seperti itu sebenarnya bisa dicegah dengan
membangun konstruksi berpikir yang logis dan ilmiah. hal ini bisa dimulai
dengan membangun kebiasaan membaca, berpikir, berdiskusi, dan menulis.
Setelah kita disibukkan oleh profesi masing-masing maka
akan hilang gaya hidup islami apabila tidak dibangun karakter keislaman dalam
diri, bahkan kalaupun sudah dibangunpun kalau tidak dirawat maka akan cepat
rusak, bias diibaratkan seperti bangunan yang tidak dirawat. Begitupun dengan dengan
keislaman dan keimanan kita maka akan kehilangan ruh dan karakter kuat manakala
tidak punya prinsip keislaman yang kuat, maka dari itu dengan kelompok
mentoring ini kita akan saling menjaga dalam hal kebaikan.
2.
Kedewasaan Pengetahuan
Di dalam mentoring kita tidak hanya diskusi terkait
agama, tapi banyak hal yang kita diskusikan bahkan apapun itu bias kita
tuangkan dan kaji bersama dilingkaran ini. Mulai dari bisnis, isu politik, isu
ekonomi, kendala pribadi, sampe tugas-tugas kuliah. Apalagi kelompok mentoring
kita berisi orang-orang hebat, itu bias menjadi role model kehidupan kita,
biasanya pun kita saling sharing kegiatan dan evaluasi diri.
3.
Kedewasaan Psikologis
Manusia itu maksluk simple yang kompleks, sekaligus
makhluk sosial yang individual, juga hamba Allah yang sekaligus pemimpin di
bumi ini. Maka dari itu dibutuhkan kedewasaan untuk menopang beban berat itu.
Di setiap kali diskusi dalam mentoring, tentunya akan dibenturkan dengan
berbagai macam kepentingan dan ideologi. Disini kita belajar bagaimana cara
bermasyarakat, belajar bagaimana kita memahami berbagai karakter manusia, dan
belajar bagaimana kita memahami cara bersikap dengan berbagai tipe orang. Hal
inilah yang akan mempercepat kedewasaan kita.
C.
KEEFEKTIFAN MENTORING DALAM MENELURKAN PEMIMPIN MASA
DEPAN
Sub judul ini saya terinspirasi dari sebuah film yang
berjudul “SOEKARNO” garapan Hanung B yang tayang serempak di bioskop-bioskop
seluruh Indonesia pada akhir tahun 2013, dalam film tersebut menggambarkan
suasana heroic proklamasi Indonesia. Tapi dalam kasus ini kita berfokus pada
bagaimana mentoring menjadi pembentuk ideologi para pemikir keras berdirinya
negeri ini.
Dari film ini kita juga mengetahui bahwa metode belajar
melalui mentoring tidak hanya ngetrend di masa kekinian tapi sejak dahulu,
bahkan dapat kita kaji bagaimana Rasulullah membentuk klompok mentoring untuk
membangun peradaban islam bersama Abu Bakar, Utsman bin Affan, Umar Bin
Khattab, dan Ali bin Abi Tholib, hingga hampir seluruh Negara didunia takluk
dibawah kedigdayaan Islam pada masanya.
Kembali ke Indonesia bahwa sesungguhnya republik ini
berdiri atas sokongan berbagai aliran ideologi. Para aktivis beraliran kiri,
kanan, tengah, bahkan liberal sekalipun, ikut andil dalam perjuangan merebut
dan mempertahankan kemerdekaan. Hingga puncak proklamasi 17 Agustus 1945.
Puncak pembangunan pondasi negeri ini sebenarnya setelah dibacakan
Teks Proklamasi tersebut, yaitu dimana aliran liberal menghendaki Indonesia
menjadi negara Uni Belanda dan menerapkan sistem demokrasi ala Barat. Para
pejuang kiri, yang dipimpin oleh Musso, berusaha menjadikan komunisme menjadi
ideologi negara. Sementara aktivis kanan, yang dipimpin Kartosuwiryo, menghendaki
lahirnya negara Islam.
Bung Karno dengan endapan banyak ideologi, mulai dari
marxis, kapitalis, komunis, bahkan kajian Alquran dan hadits, Injil, Weda dan
berbagai kitab lain. Dengan berbagai pertimbangan itu tercetuslah Pancasila sebagai
dasar ideologi Indonesia.
Yang saya garis bawahi disini bahwa Soekarno, Musso, dan
Kartosuwiryo adalah dulunya satu klompok mentoring yang dimentori oleh HOS
Cokroaminoto ketika masa mudanya. Terlepas dari perbedaan ideologi dari
ketiganya, hal ini membuktikan betapa efektifnya mentoring dalam menelurkan pemimpin-pemimpin
berideologis tinggi.
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan dalam kelompok
mentoring diantaranya kita dapat berbagi, baik itu berbagi pengetahuan, berbagi
saran, waktu bersama, berbagi ide, dan lain-lain.
1.
Sharing Knowledge
Dalam mentoring ini kita dapat belajar bagaimana
berkomunikasi dan berbagi ilmu. Semakin kita mengamalkan ilmu dan membagikan
ilmu kita kepada orang lain hal itu tidak akan menjadikna kita bodoh, justru
ilmu yang kita miliki akan terus bertambah.
2.
Sharing Advice
Nasehat adalah turur kata yang baik, yang mengarahkan
diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap orang pastilah butuh akan
nasehat dari orang lain, tak peduli atasan atau bawahan, anak kecil atau
dewasa, kaya atau miskin, tokoh-tokoh agama atau umat biasa, hingga suami
ataupun istri.Ketiak kita melihat oarng lain berbuat hal yang tidak benar, maka
nashatilah dia sesuai dengan porsi masing-masing. Kenapa saya bilang harus
sesuai porsi, karena menasehati itu bukan menyalahkan dan menghukum, jadi tidak
boleh berlebihan, kemudian menasehati juga harus melihat siapa yang di nasehati
kalau dia orang yang lebih tua dari kita maka cara yang di gunakan juga harus
berbeda. Saya rasa semua orang suka di nasehati selama nasehat it tidak
berlebihan.
3.
Sharing Time
Penting kita pahami dengan berbagi waktu dengan
orang lain tidak akan menjadikan kita kehilangan uang jutru dengan bisa
berbagi waktu dengan orang lain akan menjadikan kita menjadi pribadi yang mau
peduli dan memperhatikan orang lain. Dalam komunitas mentoring jangan dikira
bahwa kita orang-orang pengangguran yang tidak punya kesibukan, bahkan
sebaliknya. Tapi kita rela meluangkan waktu untuk mentoring, kalau saya
ibaratkan meluangkan waktu untuk ini sama halnya kita mengambil ancang-ancang
satu langkah kebelakang untuk seribu langkah kedepan.
4.
Sharing Ideas
Kita mungkin tak menyangka kalutnya seserang, penatnya
pikiran saudara dan sakitanya tetangga disebabkan belum adanya jalan keluar
dalam mengatasi dan memecahkan masalah yang di milikinya. Ide terkadang adalah
bentuk bantuan yang sangat baik bagi orang lain. Memang tidak semua ide bisa
kita berikan begitu saja kepada orang lain. Karena itu, ide yang kita angap
sederhana acapkali merupakan bentuk bantuan yang sangat baik dan istimewa bagi
orang lain.
D.
PENUTUPAN
Begitu efektifnya kegiatan mentoring dalam proses
pendewasaan pola pikir dan menjadi metode dalam melahirkan kader-kader calon
pemimpin besar. Karena bentuk pengajaranya yang cukup berbeda dan dinilai
sangan cocok untuk metode pembentukan karakter pemuda. Dan untuk lebih
mengefektifkan kegiatan mentoring yang perlu digaris bawahi bahwa seharusnya pelaksanaan mentoring seharusnya terpantau,
terstruktur, dan terukur.
Akhirnya, disini saya mengajak diri saya sendiri dan
pembaca untuk senantiasa yakin dan percaya serta tetap memegang teguh
nilai-nilai ajaran Allah yang Selanjutnya dimanapun kita berada, apapun profesi
kita mari miliki dan amalkan kepribadian yang lemah lembut dan santun karena
itulah perintah Tuhan kepada Rasulullah yaitu suritauladan kuta. Semoga kita
sukses di dunia dan di akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.