Jumat, 25 September 2015

MAKSIMALKAN KOMPETENSI DENGAN MAGANG TERENCANA

By Adi Angga Sukmana
Masa depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat dikarenakan masyarakat dunia terekspos oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi dan seni, serta arus globalisasi, sehingga menuntut kesiapan kita semua untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada atau. akan terjadi. Artinya kita harus mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan mendunia.
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran. Dan mengingat mutu pendidikan telah menjadi sorotan di mata dunia pendidikan baik dari dalam maupun luar negeri demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu membuat dunia menjadi lebih maju dan menjadikannya kehidupan yang lebih baik.
Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976) adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global.
Perkembangan dunia dalam era globalisasi memacu pergerakan pendidikan memasuki persaingan yang sangat ketat, kondisi yang seperti ini yang di emban dunia pendidikan dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal ini diperlukan perpaduan yang koheren, antara kemampuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah dengan kemampuan praktek sebagai tuntutan pragmatis. Hal ini bertujuan untuk memperkecil distori yang mungkin timbul dalam pengetahuan teori dengan aktualisasi praktik.
Praktek Kerja Lapangan atau yang lebih kita kenal magang merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara dunia industri dengan dunia pendidikan serta dapat menambah pengetahuan tentang dunia industri sehingga seorang mahasiswa akan mampu mengatasi persaingan di dunia kerja.
Saya adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI Program Studi Akuntansi Syariah, dan saya bersyukur karena mendapat kesempatan menerima manfaat beasiswa oleh Beastudi Indonesia Dompet Dhuafa Program Kepakaran Ekonomi Syariah, yang salah satu program Beasiswa Kepakaran untuk mengasah kompetensi para penerima manfaatnya yaitu adanya program magang kerja terencana selama 2 bulan disalah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah, tepatnya di KJKS BMT Binamas di Kabupaten Purworejo yang saat ini memiliki 10 cabang, dan saya sendiri ditempatkan di Kantor Cabang Kutoarjo.
Bebrapa manfaat yang didapat dengan adanya program magang tersebut yaitu diantaranya, teori-teori yang saya pelajari di Progran Studi Akuntansi Syariah tersebut walaupun telah disampaikan dalam perkuliahan dan dianggap cukup membekali mahasiswa terjun dalam dunia kerja, namun agar teori-teori tersebut memberikan arti secara aplikatif dan lebih membekas, maka kami perlu dikenalkan secara langsung dengan dunia kerja nyata.
Terkadang beberapa mahasiswa dan perusahaan atau mungkin beberapa dari kita sering rancu sendiri saat mendefinisikan magang. Menurut sumber baku dari Undang-undang 13 tahun 2003 bahwa Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Sedangkan Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Pertama kali saya magang, tentunya saya harus beradaptasi yang lebih dari biasanya. Start dari proses mencari tempat magang, sampai akhirnya diterima. Beruntung saya mendapat tempat magang pertama yang sangat ramah terhadap anak magang karena ditempat tersebut juga sering menjadi langganan siswa dan siswi SMK Jurusan Akuntansi untuk magang, dan kebetulan KJKS BMT Binamas beralamat Kantor satu daerang dengan domisili saya tinggal sehingga bias dilaju. Disisni saya dapat pengalaman merasakan dunia kerja yang sebenarnya dan mendapat kesempatan belajar banyak hal terkait sistem di Koperasi Syariah, serta sekaligus sebagai objek penelitian skripsi yang akan saya susun. 
Ketika saya mendengar beberapa sahabat yang menceritakan pengalaman magangnya memang tidak semua menyenangkan, beberapa diantara mereka ada juga cerita yang memilukan, seperta ketika magang tidak dibimbing dulu dengan supervisor atau mentornya, ada juga yang kerjanya setiap hari kerja hanya memfotokopi dan membuatkan kopi karyawan. Itu semua bisa saja terjadi pada peserta magang siapapun, hal tersebut bias terjadi karena banyak hal diantaranya karena kurang sesuainya kompetensi yang kita punya atau yang kita pelajari dibangku kuliah dengan tempat magang yang kita pilih, selain itu juga bisa kurang memahami status magang itu bagaimana.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh calon peserta magang diantaranya:
1.      Hal pertama yang harus diperhatikan bagi peserta magang yang harus menjadi motivasi utama saat proses magang berjalan adalah mencari kesempatan untuk belajar mengenali dunia kerja. Terutama bagi yang mengambil program magang sesuai dengan bidang studi saat kuliah.
2.      Pilihlah tempat magang yang sesuainya kompetensi yang kita punya atau yang kita pelajari dibangku kuliah. Sehingga linear dengan teori-teori yang kita pelajari dan kemampuan kita teraplikasikan, ini akan membuat kompetensi kita terasah dan kontribusi kita akan maksimal.
3.      Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk menerima kita sebagai peserta magang, berarti perusahaan tersebut harus sudah siap dengan maintain dan monitoring yang sekiranya mampu, layak dan baik bagi peserta magang, jadi bukan sesuatu hal yang slah ketika kita meminta penempatan atau pembimbingan, tetapi kita juga harus membaca keadaan yang ada, agar tidak kecewa sekiranya permintaan kita tidak memungkinkan dipenuhi.
4.      Attitude yang baik tetap harus dijaga selama proses magang berlangsung. Karena kita membawa bukan hanya nama baik kita, tetapi juga nama sekolah dan tempat magang kita.
5.      Walaupun aspek salary harus dipertimbangkan saat perusahaan merekrut peserta magang, karena sedikit banyak mereka telah membantu berkontribusi di dalam perusahaan. Tetapi tidak perlu meminta ketika kita tidak diberi, karena kembali ke tujuan awal kita, bahwa kita melakukan magang bukan untuk mengejar salary tetapi untuk belajar mengenal dunia kerja dan mengasah kompetensi.
6.      Korban Politik Kantor, mungkin ini hal sepele dan tidak semua perusahaan mengalami ini tetapi menurut saya ini salah satu yang membuat peserta magang menjadi serba salah dan kurang betah di tempat magang. Politik kantor yang saya maksud disini yaitu ketika ada hubungan kurang sehat antar pimpinan kantor maupun pimpinan dengan staf dan bawahannya. Hubungan kurang sehat ini seperti saling menggunjing bahkan bisa saling memaki, dan biasanya peserta magang terlibat akan hal itu sebagai pendengar setia penggunjingan tersebut. Hal ini biasanya membuat peserta magang menjadi serba salah, tidak tau harus membela siapa, seandainya boleh jujur juga tidak ingin ikut terlibat, sedangkan mau berbuat sesuatu tetapi kita cuman peserta magang. Sebagai peserta magang yang bias dilakukan cukup menghindari hal tersebut sebisa mungkin.
7.      Terakhir, bahwa ketika kita sedang magang sebenarnya kita juga sedang diperhatikan berpotensi para peserta magang, karena jika memungkinkan perusahaan menawarkan peluang untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut, dengan asumsi bahwa anak magang sudah mengetahui seluk beluk perusahaan, sehingga tidak harus memulai dari nol.

Perlu diperhatikan bahwa peserta magang terutama yang masih menginjak di bangku kuliah adalah resources yang betul-betul harus dimaintain dan dimonitor, walaupun mereka bukan karyawan tetapi selayaknya sebagai pekerja yang setatusnya hampir sama dengan karyawan yang sedang memberikan kontribusi kepada perusahaan, jadi usaha mereka tetap harus dihargai. Semuga beberapa poin diatas dapat terinternalisasi oleh para peserta magang. Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan dan trimakasih.
Semangat Magang !! ^_^

0 komentar:

Posting Komentar