Jumat, 25 September 2015

MAKSIMALKAN KOMPETENSI DENGAN MAGANG TERENCANA

By Adi Angga Sukmana
Masa depan kita ditandai oleh banjir informasi dan perubahan yang amat cepat dikarenakan masyarakat dunia terekspos oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi dan seni, serta arus globalisasi, sehingga menuntut kesiapan kita semua untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada atau. akan terjadi. Artinya kita harus mampu menghadapi masyarakat yang sangat kompleks dan mendunia.
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran. Dan mengingat mutu pendidikan telah menjadi sorotan di mata dunia pendidikan baik dari dalam maupun luar negeri demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu membuat dunia menjadi lebih maju dan menjadikannya kehidupan yang lebih baik.
Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976) adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global.
Perkembangan dunia dalam era globalisasi memacu pergerakan pendidikan memasuki persaingan yang sangat ketat, kondisi yang seperti ini yang di emban dunia pendidikan dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal ini diperlukan perpaduan yang koheren, antara kemampuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah dengan kemampuan praktek sebagai tuntutan pragmatis. Hal ini bertujuan untuk memperkecil distori yang mungkin timbul dalam pengetahuan teori dengan aktualisasi praktik.
Praktek Kerja Lapangan atau yang lebih kita kenal magang merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara dunia industri dengan dunia pendidikan serta dapat menambah pengetahuan tentang dunia industri sehingga seorang mahasiswa akan mampu mengatasi persaingan di dunia kerja.
Saya adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI Program Studi Akuntansi Syariah, dan saya bersyukur karena mendapat kesempatan menerima manfaat beasiswa oleh Beastudi Indonesia Dompet Dhuafa Program Kepakaran Ekonomi Syariah, yang salah satu program Beasiswa Kepakaran untuk mengasah kompetensi para penerima manfaatnya yaitu adanya program magang kerja terencana selama 2 bulan disalah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah, tepatnya di KJKS BMT Binamas di Kabupaten Purworejo yang saat ini memiliki 10 cabang, dan saya sendiri ditempatkan di Kantor Cabang Kutoarjo.
Bebrapa manfaat yang didapat dengan adanya program magang tersebut yaitu diantaranya, teori-teori yang saya pelajari di Progran Studi Akuntansi Syariah tersebut walaupun telah disampaikan dalam perkuliahan dan dianggap cukup membekali mahasiswa terjun dalam dunia kerja, namun agar teori-teori tersebut memberikan arti secara aplikatif dan lebih membekas, maka kami perlu dikenalkan secara langsung dengan dunia kerja nyata.
Terkadang beberapa mahasiswa dan perusahaan atau mungkin beberapa dari kita sering rancu sendiri saat mendefinisikan magang. Menurut sumber baku dari Undang-undang 13 tahun 2003 bahwa Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Sedangkan Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Pertama kali saya magang, tentunya saya harus beradaptasi yang lebih dari biasanya. Start dari proses mencari tempat magang, sampai akhirnya diterima. Beruntung saya mendapat tempat magang pertama yang sangat ramah terhadap anak magang karena ditempat tersebut juga sering menjadi langganan siswa dan siswi SMK Jurusan Akuntansi untuk magang, dan kebetulan KJKS BMT Binamas beralamat Kantor satu daerang dengan domisili saya tinggal sehingga bias dilaju. Disisni saya dapat pengalaman merasakan dunia kerja yang sebenarnya dan mendapat kesempatan belajar banyak hal terkait sistem di Koperasi Syariah, serta sekaligus sebagai objek penelitian skripsi yang akan saya susun. 
Ketika saya mendengar beberapa sahabat yang menceritakan pengalaman magangnya memang tidak semua menyenangkan, beberapa diantara mereka ada juga cerita yang memilukan, seperta ketika magang tidak dibimbing dulu dengan supervisor atau mentornya, ada juga yang kerjanya setiap hari kerja hanya memfotokopi dan membuatkan kopi karyawan. Itu semua bisa saja terjadi pada peserta magang siapapun, hal tersebut bias terjadi karena banyak hal diantaranya karena kurang sesuainya kompetensi yang kita punya atau yang kita pelajari dibangku kuliah dengan tempat magang yang kita pilih, selain itu juga bisa kurang memahami status magang itu bagaimana.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh calon peserta magang diantaranya:
1.      Hal pertama yang harus diperhatikan bagi peserta magang yang harus menjadi motivasi utama saat proses magang berjalan adalah mencari kesempatan untuk belajar mengenali dunia kerja. Terutama bagi yang mengambil program magang sesuai dengan bidang studi saat kuliah.
2.      Pilihlah tempat magang yang sesuainya kompetensi yang kita punya atau yang kita pelajari dibangku kuliah. Sehingga linear dengan teori-teori yang kita pelajari dan kemampuan kita teraplikasikan, ini akan membuat kompetensi kita terasah dan kontribusi kita akan maksimal.
3.      Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk menerima kita sebagai peserta magang, berarti perusahaan tersebut harus sudah siap dengan maintain dan monitoring yang sekiranya mampu, layak dan baik bagi peserta magang, jadi bukan sesuatu hal yang slah ketika kita meminta penempatan atau pembimbingan, tetapi kita juga harus membaca keadaan yang ada, agar tidak kecewa sekiranya permintaan kita tidak memungkinkan dipenuhi.
4.      Attitude yang baik tetap harus dijaga selama proses magang berlangsung. Karena kita membawa bukan hanya nama baik kita, tetapi juga nama sekolah dan tempat magang kita.
5.      Walaupun aspek salary harus dipertimbangkan saat perusahaan merekrut peserta magang, karena sedikit banyak mereka telah membantu berkontribusi di dalam perusahaan. Tetapi tidak perlu meminta ketika kita tidak diberi, karena kembali ke tujuan awal kita, bahwa kita melakukan magang bukan untuk mengejar salary tetapi untuk belajar mengenal dunia kerja dan mengasah kompetensi.
6.      Korban Politik Kantor, mungkin ini hal sepele dan tidak semua perusahaan mengalami ini tetapi menurut saya ini salah satu yang membuat peserta magang menjadi serba salah dan kurang betah di tempat magang. Politik kantor yang saya maksud disini yaitu ketika ada hubungan kurang sehat antar pimpinan kantor maupun pimpinan dengan staf dan bawahannya. Hubungan kurang sehat ini seperti saling menggunjing bahkan bisa saling memaki, dan biasanya peserta magang terlibat akan hal itu sebagai pendengar setia penggunjingan tersebut. Hal ini biasanya membuat peserta magang menjadi serba salah, tidak tau harus membela siapa, seandainya boleh jujur juga tidak ingin ikut terlibat, sedangkan mau berbuat sesuatu tetapi kita cuman peserta magang. Sebagai peserta magang yang bias dilakukan cukup menghindari hal tersebut sebisa mungkin.
7.      Terakhir, bahwa ketika kita sedang magang sebenarnya kita juga sedang diperhatikan berpotensi para peserta magang, karena jika memungkinkan perusahaan menawarkan peluang untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut, dengan asumsi bahwa anak magang sudah mengetahui seluk beluk perusahaan, sehingga tidak harus memulai dari nol.

Perlu diperhatikan bahwa peserta magang terutama yang masih menginjak di bangku kuliah adalah resources yang betul-betul harus dimaintain dan dimonitor, walaupun mereka bukan karyawan tetapi selayaknya sebagai pekerja yang setatusnya hampir sama dengan karyawan yang sedang memberikan kontribusi kepada perusahaan, jadi usaha mereka tetap harus dihargai. Semuga beberapa poin diatas dapat terinternalisasi oleh para peserta magang. Mungkin cukup sekian yang dapat saya sampaikan dan trimakasih.
Semangat Magang !! ^_^

HILANGNYA NILAI-NILAI KEHIDUPAN BANGSA

By Adi Angga Sukmana, Penerima Beasiswa Beastudi Indonesia.


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Namun, hal yang menyayat hati adalah perubahan yang terjadi justru cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak. Sehingga memunculkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Mulai dari korupsi sampai pada hal kecil seperti anak-anak sekolah membolos pelajaran. Belum lagi tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang menjalar, menjangkiti bangsa ini.
Seperti diketahui bersama bahwa media, berperan besar dalam pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak mengherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun pengaruh positifnya masih terasa. Kalau dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular dengan gaya hidup barat. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan mode dunia, mulai dari fashion, gaya rambut, casting HP yang berganti-ganti, pakaian dan sebagainya. Melalui pengaruh ini, remaja diajarkan untuk hidup boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi dimasyarakat karena terbuai dengan perkembangan zaman.
Kecenderungan masalah pada generasi muda pada era globalisasi saat ini adalah mereka tidak mengerti norma moral dan etika yang harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga banyaknya generasi muda yang ikut dalam suatu perkumpulan yang pada hakikatnya tidak menguntungkan bagi mereka, malah sebaliknya, di perkumpulan tersebut seorang remaja ataupun muda-mudi dapat terbawa oleh pergaulan yang tidak baik.
Sedikit menilik kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, negeri kita sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. Jika dilihat dari segi sistem pendidikan kita.
Namun, yang terjadi di Indonesia saat ini adalah generasi muda lebih tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itu, timbullah pergaulan bebas di kalangan remaja dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.
Rasanya krisis moral terjadi karena nilai-nilai Pancasila sekarang ini mulai luntur dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila yang seharusnya sebagai pedoman hidup dan falsafah bangsa kini hanya sebagai semboyan belaka. Dalam bertindak, orang-orang sudah tidak mengindahkan asas Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jati diri bangsa kini telah luntur, sehingga timbullah perilaku amoral yang merugikan orang lain dan membuat semakin terpuruknya negeri ini.
Fakta di lapangan yang dapat kita lihat adalah sekarang ini banyak orang bertindak dan berperilaku sesuai kehendaknya sendiri. Tak peduli itu merugikan orang lain atau tidak, melanggar hukum/aturan atau tidak, membahayakan dirinya sendiri dan orang lain atau tidak, yang penting menguntungkan bagi dirinya.
Sikap individualis dan egois telah menjangkiti masyarakat, terutama lingkup perkotaan. Rutinitas kehidupan perkotaan penuh dengan kesibukan dan keramaian kota, selain itu kebanyakan di perkotaan rumah-rumah dalam bentuk apartemen dan perumahan sehingga membuat orang cenderung lebih individual, kurang bersosialisasi, dan acuh tak acuh terhadap orang lain bahkan tidak mengenal tetangga-tetangganya.
Tak hanya itu saja, gaya hidup mereka pun mengikuti adat kebiasaan negeri lain. Dapat dilihat dari cara berpakaian mereka pun meniru gaya budaya luar yang minim bahan dan memperlihatkan bagian-bagian yang seharusnya tidak diperlihatkan. Bagi mereka itu merupakan gaya trend masa kini, padahal jelas-jelas itu tidak diperbolehkan agama dan melanggar etika berpakaian.
Kebiasaan anak jaman sekarang yang biasa kita lihat adalah terjadinya tawuran antar sekolah, konflik antar anak sekolah yang mengakibatkan perkelahian dan pembunuhan, kenakalan remaja yang berlebihan, siswa-siswi yang dianggap tidak sopan, tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya, juga banyak siswa sekolah yang menjadi korban narkoba (Suparno, dkk., 2002 : 9).
Kebiasaan tawuran pun sekarang malah jadi budaya, tak jarang dari mereka melakukan tawuran hanya untuk membuat sensasi, onar, dan kisruh tanpa alasan dan masalah yang jelas. Kenakalan remaja seperti free sex, pergaulan bebas, dan pemakaian narkoba sudah menjalar hingga ke pelosok desa. Belum lagi, maraknya video perzinahan yang semakin mudah diakses dan didapatkan. Dengan hanya meroggoh kocek yang tak seberapa, orang dapat mendownloadnya dari situs-situs di internet dan dari pedagang-pedagang nakal.
Belum lagi saat ini susah ditemukan pemimpin yang dapat dijadikan contoh dan bermoral tinggi. Dr. Franz Magnis Suseno menggarisbawahi bahwa para pemimpin birokrasi dan elit politik sekarang ini sudah tidak mampu berfikir lagi dan berbuat untuk kepentingan rakyat (Munib, dkk., 2012 : 106). Sehingga lahirlah korupsi dimana-mana dan ini menandakan kurang tegasnya hukum di negara kita. Kasus-kasus yang menyeret sejumlah pejabat tinggi negeri tidak segera diusut tapi seolah-olah diperlambat hingga tertumpuk kasus yang baru sehingga kasus yang lama pun terlupakan.
Menurut Isjoni (2006 : 111), sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitik beratkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah dinomorduakan. Apa yang terjadi? Terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.
Seharusnya, penanaman nilai etika, moral, dan akhlak tidak hanya ditanamkan di lingkungan keluarga saja namun diperlukan kerja sama dari pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dimana seorang anak mendapatkan bekal pendidikan etika, moral, dan akhlak. Peranan orang tua sangat penting dalam proses perkembangan moral anak. Sejak dini orang tua harus mampu memberikan arahan, bimbingan, serta teladan kepada anak. Melalui pengajaran akhlak seperti  dididik dan diberikan pengertian tentang perbuatan baik dan buruk, menanamkan nilai-nilai keagamaan,  dan tata krama. Orang tua harus selalu mengawasi segala perilaku dan perkembangan anaknya terutama ketika anak menginjak usia remaja, karena di usia ini terjadi ketidak seimbangan emosi sehingga mudah terbawa ke hal-hal yang buruk.
Dalam lingkungan sekolah, peran guru harus aktif dalam memberikan penanaman etika, moral, dan akhlak kepada siswanya. Tak hanya pengetahuan saja yang diajarkan dalam pembelajaran namun guru harus mampu mendidik dan memberikan nilai-nilai kebaikan serta memberikan teladan bagi siswa. Dengan begitu siswa dapat menanamkan dan menerapkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan bermasyarakat juga harus menanamkan etika, moral, dan akhlak adalah lingkungan masyarakat. Dan yang terakhir adalah peran pemerintah. Pemerintah harus tanggap dan sigap terhadap permasalahan moral para generasi muda yang semakin menurun. Melalui Kementerian Pendidikan Nasional, pemerintah harus mengkaji dan menelaah serta memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan moralitas generasi muda. Agar tujuan yang diharapkan akan tercapai dan menghasilkan keluaran sumber daya manusia yang bermutu, berbudi luhur dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

PELOPOR PEMBANGUNAN DAERAH

By Adi Angga Sukmana, Penerima Beasiswa Beastudi Indonesia.


Saya rasa ini akan menjadi cerita pengalaman yang sangat berharga bagi saya, yaitu saya diberi kesempatan oleh Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa untuk bisa magang secara professional di sebuah BMT di tempat saya lahir dan tinggal sejak kecil. Sebenarnya kenapa saya ditempatkan di BMT Binamas Purworejo adalah karena rekomendasi saya pribadi yang dalam rencana Skripsi saya ingin menganalisis kesehatan BMT Binamas. Walaupun satu kabupaten dengan rumah saya yaitu di kabupaten Purworejo, tetapi jarak nya lumayan jauh karena rumah saya cukup jauh ke plosok sedangkan kantor pusat BMT Binamas di kota.
Rencana hari pertama saya magang yaitu hari senin (28 Juli 2015), yang dihari sebelumnya kebetulan saya ada pembinaan penulisan di Kantor Dompet Dhuafa Jampang (Bogor) yang harus saya hadiri sebagai peneriman manfaat beasiswa SDM Ekspad DD-SEBI. Kemudian setelah penulisan, minggu sore dihari yang sama saya langsung berangkat naik bus ke Purworejo.
Sesuai dengan prediksi sampai di Purworejo pagi dini hari pukul 05.00 WIB. Setelah beristirahat sejenak dirumah saya langsung pergi ke Kantor Pusat BMT Binamas untuk bertemu dengan Pak Sugeng Subyantomo sebagai Manager Operasional yang sekaligus sebagai mentor saya dalam dua bulan kedepan, untuk pengarahan dan penyepakatan magang saya selama dua bulan kedepan. Dalam kesepakatan akad magang tersebut saya ditempatkan di BMT Binamas cabang Kutoarjo, dan saya rasa tidak masalah karena dari kantor yang dimiliki BMT Binamas Kantor Cabang kutoarjo lah yang paling besar, baru dan lebih dekat dari rumah.
Pada awal penempatan magang saya diberi kesempatan untuk bergabung di Lembaga Amil Zakat Binamas, yang kebetulan hari-hari awal Ramadhan dan awal Tahun Ajaran Baru sehingga ada beberapa program khusus yang hanya di bulan Ramadhan dan program-program lainnya. Dalam Tim LAZ Binamas ada Pak Awang Prabowo sebagai Manager Baitul Maal, Mbak Hari Kurniasari sebagai Admin, dan Mas Widaryanto di bagian Marketing. Memang hanya 3 orang tetapi memiliki peran yang sangat sentral, karena memiliki program-program yang cukup banyak apalagi di bulan Ramadhan dan penghimpunan yang saya bilang sangat banyak apalagi hanya 3 pengelola.
Dan penempatan saya disini semoga dapat memberi kontribusi dan kebermanfaatan, yang kebetulan dalam fokus beasiswa yang saya ambil yaitu kepakaran lembaga keuangan mikro syariah, dan dalam bangku kuliah pun juga dipelajari beberapa ilmu terapan seperti akuntansi zakat, akuntansi perbankan syariah, lembaga keuangan bank dan non-bank. Sehingga harapan dari kampus dan pemberi beasiswa untuk berkontribusi langsung untuk memajukan daerah sudah seharusnya bisa saya buktikan disisni dengan bekal-bekal yang saya peroleh, baik dari perkuliahan maupun pembinaan-pembinaan beasiswa yang rutin saya ikuti setiap bulannya.
Beberapa program yang ditangani oleh LAZ Binamas yaitu Mengelola Paket 1.000 Sembako untuk Kaum Dhuafa bulan Ramadhan. Program ini yaitu menawarkan ke beberapa nasabah BMT Binamas dan para Muzaki untuk ikut bergabung pada program ini dan berkontribusi secara materi, satu paket sembako seharga Rp60.000,- yang selanjutnya program ini dijadikan program KJKS BMT Binamas sehingga seluruh karyawan yang berjumlah 96 orang berkewajiban mengajak beberapa orang, yang jumlah orang yang di ajak disesuaikan dengan jabatan, semakin tinggi jabatanya berarti semakin banyak pula jumlah orang yang harus ditawarkan Paket 1.000 Sembako untuk Kaum Dhuafa bulan Ramadhan ini.
Paket ini rencananya akan dibagikan ke 1.000 dhuafa yang dibagi di 5 wilayah di Kab Purworejo yang kekurangan dan pembagiannya masing-masing 200 paket sembako. Dan atas pertolongan Allah program ini terlaksana dengan baik dan tepat waktu, yaitu 5 hari sebelum Idul Fitri 1.000 paket sembako tersebut harus sudah terdistribusikan, bahkan melebihi target yaitu mendapat 1.200 paket sembako. Ini tidak lain karena animo masyarakat Purworejo yang masing memakai adat gotong royong.
Program lainnya yang juga bertepatan dengan awal masuk ajaran baru yaitu Beasiswa Muslim Berprestasi untuk siswa-siswi SMP dan SMA yang memiliki keaktifan kerohanian dan memiliki nilai/prestasi yang baik tetapi kurang dalam ekonomi keluarga. Program ini adalah program tahunan LAZ Binamas yaitu melepas siswa-siswi yang sudah lulus dari SMA dan anak didik yang tidak mematuhi kewajiban para penerima beasiswa. Dan kemudian merekrut calon penerima manfaat beasiswa yang baru, para calon penerima boleh siapa saja asal masuk dalam kriteria dan tidak harus dari kelas tujuh.
Langkah awalnya yaitu LAZ Binamas mengirim surat ke seluruh SMP dan SMA sederajat di Kab Purworejo, surat yang berisi pemberitahuan program Beasiswa Muslim Berprestasi dan meminta pihak sekolah untuk memberikan rekomendasi anak didiknya yang dirasa berhak mendapatkan beasiswa dan berkesempatan mengikuti tes seleksi beasiswa. Tahap seleksi terdiri dari seleksi berkas, seleksi tes tulis, wawancara, dan survey lapangan.
Setelah pihak sekolah menetapkan para calon penerima beasiswa kemudian anak didik tersebut masuk ke tahap seleksi pertama yaitu seleksi berkas, mereka diperintahkan untuk melengkapi berkas-berkas yang sudah ditetapkan dan mengumpulkan berkas tersebut langsung di kantor LAZ Binamas yang sekaligus dihari tersebut diadakan Tes Tulis dan Wawancara bersama wali murid.
Kemudian ditahap akhir ada survey lapangan ke tempat tinggal masing-masing calon penerima beasiswa, ada banyak kisah menarik disini yang kebetulan saya dan Mas Widaryanto yang diberi mandat untuk melaksanakan tugas ini. Tetapi secara umum beberapa rumah-rumah nya masih berlantai tanah dan orang tua nya kerja serabutan, adapun beberapa yatim dan piatu.
Setelah mendapatkan nilai dari empat seleksi tersebut kemudian nilai diakumulasi dan selanjutnya diberi ranking. Empat puluh besar (40 orang) akan berkesempatan mendapatkan Beasiswa Muslim Berprestasi tersebut dengan mendapatkan hak dan kewajiban yang akan dijelaskan ketika Launching Beasiswa Muslim Berprestasi tahun ajaran 2015/2016 yang akan diserah trimakan langsung secara simbolis oleh Manager Pusat BMT Binamas Bapak Karsiwi Tri Setyantoro. Beberapa hak dan kewajiban yang didapat yaitu mendapatkan uang bulanan dan diwajibkan mengikuti program Mabit Beasiswa ditiap bulannya.
Program lain yang saya juga ikut terlibat yaitu program Wakaf Ambulan Untuk Ummat. Sebenarnya BMT Binamas sudah memiliki satu Ambulan Ummat, tetapi dikarenakan permintaan masyarakat akan ambulan cukup tinggi dan sering tabrakan jadwal sehingga LAZ Binamas mengadakan program Wakaf Ambulan Untuk Ummat, program ini hampir sama dengan Program Paket 1.000 Sembako untuk Kaum Dhuafa yaitu menawarkan ke beberapa nasabah BMT Binamas dan para Muzaki untuk ikut bergabung pada program program Wakaf Ambulan Untuk Ummat ini dan berkontribusi secara materi.
Para karyawan berkewajiban mengajak beberapa orang yang jumlah orang yang di ajak disesuaikan dengan jabatan, semakin tinggi jabatanya berarti semakin banyak pula jumlah orang yang harus ditawarkan untuk bergabung atau berwakaf. Program ini berlanjut sampai bulan Oktober, sehingga saya tidak bisa mengikuti program ini sampai akhir. Tetapi semoga cita-cita baik ini bisa terlaksana dengan lancar dan selalu diberkahi. Aamiin.
Selanjutnya yaitu program yang sering dilakukan dan menjadi program utama LAZ di seluruh Indonesia, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf. Hampir sama dengan Lembaga Amil Zakat yang lain, adapun beberapa programnya yaitu para muzaki bisa datang langsung ke cabang BMT Binamas yang saat ini sudah memiliki sepuluh cabang tersebar di Kab Purworejo, bisa juga jemput zakat, bisa meminta dipotong langsung dari tabungan di BMT Binamas, dan ada juga menempatkan kotak-kotak infak ditempat-tempat strategis seperti di toko atau warung makan yang ramai. Untuk penyalurannya sendiri ada yang sudah dijelaskan diawal yaitu untuk beasiswa dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Kurang lebih  delapan minggu magang di KJKS BMT Binamas, saya merasa sudah nyaman karena mungkin penempatannya diwilayah sendiri dan saya pun mengakui bahwa masih kurang kontribusi saya sebagai penerima manfaat beasiswa Ekonomi Syariah Pelopor Pembangunan Daerah (EKSPAD) SEBI-Dompet Dhuafa. Semoga dikesempatan lain saya dan kita semua dapat berkontribusi lebih untuk menjadi pelopor pembangunan daerah kita masing-masing. Trimakasih.