Sabtu, 25 April 2015

MENTORING, AKSELERASI SEORANG PEMIMPIN BESAR

By: Adi Angga Sukmana, Peneriman Beasiswa Ekspad Dompet Dhuafa-STEI SEBI

A.     THE GREAT LEADER ADALAH PEMIMPIN YANG MAMPU MENGKADER PENERUSNYA
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan yang mendapatkan amanah dari Allah SWT untuk menyampaikan berbagai pesan-Nya kepada manusia. Bagaimana caranya menjadi pedagang yang selalu beruntung. Bagaimana caranya menjadi orang tua. Bagaimana caranya menjadi seorang anak. Bagaimana menjadi seorang isteri, menjadi seorang suami. Bagaimana caranya bersosialisasi dengan orang lain. Intinya Beliau menyampaikan pesan Tuhan kepada manusia bagaimana caranya menjadi manusia.
Beliau juga diakui dunia bukan hanya dari kalangan Islam, sebagai pemimpin yang sukses dan paling berpengaruh dalam catatan sejarah seperti yang ditulis oleh Michael Hart dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah.
Tahap awal yang dilakukan Nabi Muhammad diutus sebagai Rasulullah adalah melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Rasulullah mulai mengajak masyarakat untuk memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, mantan budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq, lalu beliau menyeru seluruh masyarakat. Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka untuk menyeru kebenaran Islam.
Rasulullah menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai markas kelompok dakwah dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah Rasulullah SAW mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh akan semua perindah Allah yang diahyukan kepadanya. Rasul tetap merahasiakan aktivitas dakwahnya, dan terus melakukan upaya-upaya pengkaderan dan pembinaan hingga turun firman Allah surat Al-Hijr ayat 94 tentang perintah Allah kapada Nabi Muhammad untuk dakwah secara terang-terangan.
Rasulullah saw. wafat dalam keadaan umat dan negara Islam yang baru sangat kuat dan siap untuk memikul beban risalah menyebarkan Islam ke seluruh dunia sebagai wujud risalah yang rahmatan lil ‘alamin. Para sahabat hasil binaan Rasulullah, para kader-kader unggulan yang siap untuk menaklukkan dunia. Sejarah pun membuktikan bahwa berbagai penaklukan Islam yang meliputi hampir 2/3 wilayah dunia, dan itu terjadi di masa sahabat Rasulullah SAW.


B.     AKSELERASI KEDEWASAAN DENGAN MENTORING KEISLAMAN
Mentoring merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami) yang di dalamnya ada proses berbagi, baik itu berbagi pengetahuan, berbagi saran, waktu bersama, berbagi ide, dan orientasinya adalah pembentukan karakter dan kepribadian islami peserta mentoring.
 Saya pun memiliki kelompok mentoring sendiri bersama 11 orang kawan-kawan saya di STEI SEBI (kak Baehaqi, Rizki, Khoer, Apip, Medi, Sugianto, Zulfikri, Alfis, Fajar, Alex, dan saya sendiri). Pada berbagai kesempatan klompok mentoring saya di tiap pekannya membahas terkait pemahaman keislaman, diluar itu kita juga sering membahas isu-isu ekonomi dan politik kekinian untuk mengasah pemahaman dan kepekaan social kita. Maka ini yang menjadi acuan dan penyamangat dalam menjalankan segala aktivitas, dan bagi para anggota akan selalu rindu untuk bertatap muka kembali dan juga untuk tetap melanjutkan mentoring hingga lulus kuliah bahkan hingga menikah dan berada di liang lahat. Karena bagi orang yang tidak punya klompok mentoring, maka tidak ada forum lingkaran yang akan terus memantau dan menasihari jika kita melakukan kesalahan.
Mentoring adalah kegiatan pendidikan dan pembinaan agama Islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin tiap pekan dan berkelanjutan. Tiap kelompok biasanya terdiri atas 10 orang, dengan dibimbing oleh seorang pembina. Pembina sebuah kelompok mentoring disebut mentor, sedangkan peserta mentoring disebut mentee. Di dalam mentoring disampaikan pemahaman dasar tentang islam, pemaknaan kehidupan, sampai tugas-tugas kuliah. Pokoknya semua jenis pembahasan bias dituangkan dan diangkat disisni.
Dan disini lah akselerasi kedewasaan ini dibangun, mulai dari kedewasaan berislam, kedewasaan pengetahuan, dan kedewasaan psikologis.
1.     Kedewasaan Ber Islam
“Hati-hati ikut pengajian ini, nanti kamu jadi teroris, ekstrimis, fundamentalis…”. Fanatisme berlebihan seperti itu terjadi karena dogmatis yang tanpa ada diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita diberikan kesempatan untuk bertanya seluas dan sedalam mungkin, dan itu diperbolehkan. Malaikat saja mempertanyakan kepemimpinan manusia di bumi, dan itu tidak dipersalahkan oleh Allah SWT. Jika kita mau untuk berpikir lebih jauh, tuduhan-tuduhan subversif seperti itu sebenarnya bisa dicegah dengan membangun konstruksi berpikir yang logis dan ilmiah. hal ini bisa dimulai dengan membangun kebiasaan membaca, berpikir, berdiskusi, dan menulis.
Setelah kita disibukkan oleh profesi masing-masing maka akan hilang gaya hidup islami apabila tidak dibangun karakter keislaman dalam diri, bahkan kalaupun sudah dibangunpun kalau tidak dirawat maka akan cepat rusak, bias diibaratkan seperti bangunan yang tidak dirawat. Begitupun dengan dengan keislaman dan keimanan kita maka akan kehilangan ruh dan karakter kuat manakala tidak punya prinsip keislaman yang kuat, maka dari itu dengan kelompok mentoring ini kita akan saling menjaga dalam hal kebaikan.
2.     Kedewasaan Pengetahuan
Di dalam mentoring kita tidak hanya diskusi terkait agama, tapi banyak hal yang kita diskusikan bahkan apapun itu bias kita tuangkan dan kaji bersama dilingkaran ini. Mulai dari bisnis, isu politik, isu ekonomi, kendala pribadi, sampe tugas-tugas kuliah. Apalagi kelompok mentoring kita berisi orang-orang hebat, itu bias menjadi role model kehidupan kita, biasanya pun kita saling sharing kegiatan dan evaluasi diri.
3.     Kedewasaan Psikologis
Manusia itu maksluk simple yang kompleks, sekaligus makhluk sosial yang individual, juga hamba Allah yang sekaligus pemimpin di bumi ini. Maka dari itu dibutuhkan kedewasaan untuk menopang beban berat itu. Di setiap kali diskusi dalam mentoring, tentunya akan dibenturkan dengan berbagai macam kepentingan dan ideologi. Disini kita belajar bagaimana cara bermasyarakat, belajar bagaimana kita memahami berbagai karakter manusia, dan belajar bagaimana kita memahami cara bersikap dengan berbagai tipe orang. Hal inilah yang akan mempercepat kedewasaan kita.


C.      KEEFEKTIFAN MENTORING DALAM MENELURKAN PEMIMPIN MASA DEPAN
Sub judul ini saya terinspirasi dari sebuah film yang berjudul “SOEKARNO” garapan Hanung B yang tayang serempak di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada akhir tahun 2013, dalam film tersebut menggambarkan suasana heroic proklamasi Indonesia. Tapi dalam kasus ini kita berfokus pada bagaimana mentoring menjadi pembentuk ideologi para pemikir keras berdirinya negeri ini.
Dari film ini kita juga mengetahui bahwa metode belajar melalui mentoring tidak hanya ngetrend di masa kekinian tapi sejak dahulu, bahkan dapat kita kaji bagaimana Rasulullah membentuk klompok mentoring untuk membangun peradaban islam bersama Abu Bakar, Utsman bin Affan, Umar Bin Khattab, dan Ali bin Abi Tholib, hingga hampir seluruh Negara didunia takluk dibawah kedigdayaan Islam pada masanya.
Kembali ke Indonesia bahwa sesungguhnya republik ini berdiri atas sokongan berbagai aliran ideologi. Para aktivis beraliran kiri, kanan, tengah, bahkan liberal sekalipun, ikut andil dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hingga puncak proklamasi 17 Agustus 1945.
Puncak pembangunan pondasi negeri ini sebenarnya setelah dibacakan Teks Proklamasi tersebut, yaitu dimana aliran liberal menghendaki Indonesia menjadi negara Uni Belanda dan menerapkan sistem demokrasi ala Barat. Para pejuang kiri, yang dipimpin oleh Musso, berusaha menjadikan komunisme menjadi ideologi negara. Sementara aktivis kanan, yang dipimpin Kartosuwiryo, menghendaki lahirnya negara Islam.
Bung Karno dengan endapan banyak ideologi, mulai dari marxis, kapitalis, komunis, bahkan kajian Alquran dan hadits, Injil, Weda dan berbagai kitab lain. Dengan berbagai pertimbangan itu tercetuslah Pancasila sebagai dasar ideologi Indonesia.
Yang saya garis bawahi disini bahwa Soekarno, Musso, dan Kartosuwiryo adalah dulunya satu klompok mentoring yang dimentori oleh HOS Cokroaminoto ketika masa mudanya. Terlepas dari perbedaan ideologi dari ketiganya, hal ini membuktikan betapa efektifnya mentoring dalam menelurkan pemimpin-pemimpin berideologis tinggi.
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan dalam kelompok mentoring diantaranya kita dapat berbagi, baik itu berbagi pengetahuan, berbagi saran, waktu bersama, berbagi ide, dan lain-lain.
1.     Sharing Knowledge
Dalam mentoring ini kita dapat belajar bagaimana berkomunikasi dan berbagi ilmu. Semakin kita mengamalkan ilmu dan membagikan ilmu kita kepada orang lain hal itu tidak akan menjadikna kita bodoh, justru ilmu yang kita miliki akan terus bertambah.
2.     Sharing Advice
Nasehat adalah turur kata yang baik, yang mengarahkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Setiap orang pastilah butuh akan nasehat dari orang lain, tak peduli atasan atau bawahan, anak kecil atau dewasa, kaya atau miskin, tokoh-tokoh agama atau umat biasa, hingga suami ataupun istri.Ketiak kita melihat oarng lain berbuat hal yang tidak benar, maka nashatilah dia sesuai dengan porsi masing-masing. Kenapa saya bilang harus sesuai porsi, karena menasehati itu bukan menyalahkan dan menghukum, jadi tidak boleh berlebihan, kemudian menasehati juga harus melihat siapa yang di nasehati kalau dia orang yang lebih tua dari kita maka cara yang di gunakan juga harus berbeda.  Saya rasa semua orang suka di nasehati selama nasehat it tidak berlebihan.
3.     Sharing Time
Penting kita pahami  dengan berbagi waktu dengan orang lain tidak akan menjadikan kita kehilangan uang  jutru dengan bisa berbagi waktu dengan orang lain akan menjadikan kita menjadi pribadi yang mau peduli dan memperhatikan orang lain. Dalam komunitas mentoring jangan dikira bahwa kita orang-orang pengangguran yang tidak punya kesibukan, bahkan sebaliknya. Tapi kita rela meluangkan waktu untuk mentoring, kalau saya ibaratkan meluangkan waktu untuk ini sama halnya kita mengambil ancang-ancang satu langkah kebelakang untuk seribu langkah kedepan.
4.     Sharing Ideas
Kita mungkin tak menyangka kalutnya seserang, penatnya pikiran saudara dan sakitanya tetangga disebabkan belum adanya jalan keluar dalam mengatasi dan memecahkan masalah yang di milikinya. Ide terkadang adalah bentuk bantuan yang sangat baik bagi orang lain. Memang tidak semua ide bisa kita berikan begitu saja kepada orang lain. Karena itu, ide yang kita angap sederhana acapkali merupakan bentuk bantuan yang sangat baik dan istimewa bagi orang lain.


D.     PENUTUPAN
Begitu efektifnya kegiatan mentoring dalam proses pendewasaan pola pikir dan menjadi metode dalam melahirkan kader-kader calon pemimpin besar. Karena bentuk pengajaranya yang cukup berbeda dan dinilai sangan cocok untuk metode pembentukan karakter pemuda. Dan untuk lebih mengefektifkan kegiatan mentoring yang perlu digaris bawahi bahwa seharusnya pelaksanaan mentoring seharusnya terpantau, terstruktur, dan terukur.
Akhirnya, disini saya mengajak diri saya sendiri dan pembaca untuk senantiasa yakin dan percaya serta tetap memegang teguh nilai-nilai ajaran Allah yang Selanjutnya dimanapun kita berada, apapun profesi kita mari miliki dan amalkan kepribadian yang lemah lembut dan santun karena itulah perintah Tuhan kepada Rasulullah yaitu suritauladan kuta. Semoga kita sukses di dunia dan di akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.